Bincang Penuh Petuah
May 01, 2021, by Wulan IstriPostingan ini saya dedikasikan sebagai rasa syukur karena telah diizinkan Tuhan untuk mengenal Bu R. Awal kali saya bertemu Bu R adalah di awal tahun 2020 yang lalu ketika saya magang di sebuah instansi kesehatan. Kesan pertama yang saya dapat? Waaa… Ibu ini sangat blak-blakan sekali dan sepertinya free-style (sebutan saya bagi orang yang berperilaku cenderung berbeda dengan lingkungan di sekitarnya) in a good way. Saya kira ibuknya ini judes karena wajahnya terlihat ‘tegas’. Setelah berkesempatan mengikuti kegiatan penyelidikan epidemiologi bersama beliau, saya menemukan fakta bahwa beliau ini suka sekali bercerita. Beliau tak hentinya bercerita di dalam mobil dan… ternyata asik juga. Beliau suka bercerita panjang lebar ketika bertemu dengan saya dan herannya ceritanya selalu berbeda dari cerita-cerita sebelumnya. Rasanya beliau punya ‘gudang’ cerita yang sangat tak terbatas.
![]() |
Tetap turun ke lapangan meski memakai sepatu berhak. |
Long story short setelah masa
magang saya berakhir, saya masih bisa berkontak dengan beliau. Dulu, saya
pernah diajak untuk ‘nimbrung’ kegiatan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) di sebuah desa dekat tempat tinggal
saya. Di lain waktu, saya diajak beliau untuk ‘berguru’ menggunakan ArcGIS
kepada teman saya. Saya sih ‘iya-iya’ aja bagaikan tim hore (ya walaupun saya
akhirnya lupa juga, sih hehe). Pada kesempatan lain, beliau sangat mendukung
saya ketika saya bercerita bahwa saya ingin mencoba beajar membuat artikel
ilmiah untuk dipublikasikan (fact: saya sebetulnya tidak suka menulis ilmiah
dan hingga sekarang saya belum pernah mempublikasikan artikel) dan bahkan
beliau menawarkan kerjasama dan asistensi. Di sisi lain, beliau juga ingin
mulai menulis lagi dan belajar hal-hal baru. Jadi kalau bekerjasama, akan
menjadi simbiosis mutualisme, bukan? Wah… tawaran yang sangat menarik namun
tentu saya tidak bisa mengiyakan secara serta merta karena perlu persiapan yang
banyak, bukan? Persiapan mental, komitmen, waktu untuk belajar, dsb.
Saya beruntung bisa berkesempatan
berbincang dengan beliau dalam berbagai kesempatan. Seringnya kami berbincang ngalor-ngidul selama dua jam lebih dalam
sekali kesempatan. Beliau senang bercerita banyak hal terkait pengalaman masa
kuliahnya dulu, pekerjaannya sekarang, dan mimpi-mimpi beliau. Bisa dipastikan
hampir semua cerita beliau selalu mengandung nasihat yang dalam. Saya, sebagai
tipe orang yang suka bercerita, sampai harus mengakui bahwa saya lebih suka
mendengarkan ketika beliau bercerita. I’ve
never been bored to hear her story.
Bulan April tahun lalu, saya dan Al disibukkan dengan sebuah project yang bekerjasama dengan stake holder setempat. Karenanya, kami harus mondar-mandir ke kantor tersebut yang mana juga merupakan tempat dimana Bu R bekerja. Saat itulah Bu R bertemu dengan Al untuk pertama kalinya. Surprissingly, beliau langsung get along dengan Al dan mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan pemetaan. Meanwhile me? Just listen to them ‘cause I don’t know much about mapping. LOL. Diskusi di siang itu menurut saya berjalan cukup seru. Ketika percakapan hampir selesai, tiba-tiba beliau mengutarakan keinginannya untuk belajar ArcGIS dan meminta Al untuk mengajarinya. Tadi sudah kaget, sekarang kaget lagi. Double kill surprised. Benar saja! Beberapa minggu setelahnya, Al diundang ke kantornya untuk mengajarinya menggunakan ArcGIS! You meet someone at the very first time and then take you into not-so small talk and then you are asked to teach her a new knowledge! Once again: In the very first meet! With someone who’s actually a stranger to you like an hour ago! Beliau sebelumnya telah belajar menggunakan QGis dan kali ini ingin belajar ArcGIS. Kalau saya bilang, usianya sudah tidak bisa dibilang muda tapi semangatnya itu loh… semangat muda! Beliau (benar-benar) memperlihatkan kepada saya arti long life learning.
Additional info: Beliau juga
tertarik untuk belajar time series dan sempat bertanya jikalau ada seseorang
yang bisa membantunya untuk belajar time series. Oh ya, di sebuah kesempatan,
beliau juga pernah sempat mengutarakan pada saya untuk membuat ‘kelompok
belajar’ yang anggota tertuanya adalah beliau. Dua anggota lain? Anak kuliah
semua. She never feel afraid or ashamed to learn from the younger and less-experienced
person. Yes she is so humble and sooo inspiring! I am surely
fan of you! (sebelumnya masih banyak cerita beliau terkait long life leraning ini dan tentunya tidak bisa saya ceritakan
semua). She never gets tired of learning.
***
“Dek, katanya kamu ikut Sukoharjo
Mengajar, ya?” Itu kegiatannya seperti apa, sih?”
Saya menjawab dengan sekenanya
karena saya pikir beliau hanya iseng dan penasaran. Beliau merespons “Saya juga
punya teman di Jogja dulu juga begitu. Dia relawan mengajar dan dia itu
ngajarnya unik. Ketika belajar struktur dedaunan yang menjari, melengkung, atau
sejajar, dia bawa dedaunan ke dalam kelas, gitu. Jadi seru.” Saya menjawab
bahwa konsep dasar Sukoharjo Mengajar mirip seperti itu, learning by doing istilahnya. Saya gentian iseng bertanya “Lha apa
Ibu mau ikut ngajar sekali-kali?” Saya menggodanya. Sangat di luar dugaan, beliau menjawab “Ya,
bisa. Tapi saya mengajar di bidang yang sesuai dengan keahlian saya, loh, ya.
Jadi saya tuh pengen mereka tahu bahwa hama itu perlu dipelajari. Tidak hanya dikeplak habis itu yaudah. Saya bisa bawa kecoak atau sejenisnya untuk bahan
pembelajaran.”
Saya kagum. Benar-benar kagum. Selain
memiliki keinginan kuat untuk terus belajar, beliau ternyata juga masih
semangat untuk berbagi ilmu. Banyak PNS (yang saya lihat) sudah merasa nyaman
dengan kondisinya saat ini hingga jarang tertarik untuk berbagi ilmu melalui mengajar
anak SD di sebuah komunitas yang digawangi oleh anak SMA. Can’t really wait for
this collaboration. She has strong willingness to contribute to the communities through sharing what she knows of.
***
Seperti yang telah saya ceritakan di atas, Bu R merupakan seseorang yang gemar bercerita. Dari cerita beliau ini, saya pribadi banyak mendapatkan pelajaran darinya. Satu yang paling saya suka dari beliau adalah beliau tidak pernah ‘merasa paling hebat’ walaupun sebetulnya beliau sangat hebat. Pun beliau tidak pernah merasa bahwa pendapatnyalah yang paling benar atau beliaulah yang paling tahu. She always respect my opinion eventhough sometimes our opinion crossed another. She gives so much intention to listen and has willing to learn from each other. Tidak ada kesan menggurui ketika beliau bercerita walaupun banyak nasihat dan ilmu yang bisa dipetik (kalau peka, ya hehe) dari beliau. Kadang, beliau bercerita terkait dunia kerja supaya saya bisa mendapatkan gambaran the overview of the realistic-work life is supaya kelak saya bisa mengambil sikap yang tepat. Merasa sangat berguna dan worth to listen, saya sampai menggeret teman saya yang CPNS untuk ikut bersama saya menemui beliau sebelum teman saya berangkat ke kota penempatan. I just let her listen to her stories and she was quite happy I think hahaha. She is truly inspiring.
***
Lot of stories that I can't tell you here. Of course. I spend
hours talking with her and I can't really tell everything in a post. Let me give
you some best quotes of her!
“Mengikuti arus, boleh. Hanyut dalam arus, jangan.”
“Tidak mengapa kamu belum bisa menggapi mimpi kamu. Yang terpenting adalah mimpi itu masih selalu ada dan tak pernah ada di hati kamu.”
“Terkadang berbuat baik atau membantu orang lain (dalam konteks membimbing mahasiswa/i magang) memang butuh usaha dan seringnya merepotkan. Banyak orang tidak mau melakukannya karena dia merasa repot harus membantu atau mengajari di awal, harus menaruh kepercayaan, dan lain sebagainya. Selama itu bisa bermanfaat bagi masa depan mereka, kenapa tidak? ‘Kan hanya ‘merepotkan’, yang terpenting tidak merugikan.”
There’s still a lot but sure, once again, I can't write
everything.
She is unbelievable. Beyond amazing.
P.s. Saya takut kalau cerita ini tidak bisa ngena ‘semengena’ saya mendengarkan
cerita beliau langsung but I hope we can learn something from her through this post.
0 komentar