Pelajaran dari Sebuah Novel: Cinta di Dalam Gelas

February 09, 2018, by Wulan Istri

Seperti yang telah saya tulis sebelumnya, saya membaca buku-buku untuk mengisi liburan saya. Setelah saya manamatkan Edensor, saya tertarik untuk membaca novel karangan Andrea yang lain. Dwilogi Padang Bulan menjadi incaran saya mengingat dwilogi itu berkaitan erat dengan salah satu tokoh, yang juga menjadi judul, dalam tetralogi Laskar Pelangi, Maryamah Karpov. Cinta Dalam Gelas secara jelas menjawab secara gamblang siapakah gerangan Maryamah karpov tersebut. Novel ini mengangkat sebuah topik yang sangat menarik, perspektif mengenai perempuan di Pulau Belitung. Gambaran mengenai orang-orang Belitung yang suka minum kopi dan mengkritik pemerintah menjadi salah satu bagian yang membuat saya tertarik untuk mengunjungi tempat tersebut suatu saat nanti.

Novel tersebut mengisahkan sebuah cerita yang sarat makna, yaitu mengenai kerja keras, memaknai hidup dan sebuah ketulusan berbagi. Saya mendapatkan banyak pelajaran mengenai kerja keras dan makna hidup melalui tokoh Maryamah. Maryamah yang diceritakan sebagai gadis yang menyukai pelajaran Bahasa Inggris harus berhenti sekolah dan bekerja menjadi seorang kuli tambang timah setelah ayahnya meninggal. Apa yang ia lakukan bertujuan untuk menghidupi ibu dan dua saudaranya yang masih kecil atas kewajibannya sebagai anak tertua. Menghadapi kerasnya hidup, ia tak pernah menyerah walaupun banyak cobaan datang melintang. Di sela-sela pekerjaannya, Maryamah tetap belajar Bahasa Inggris bahkan mengambil kursus. Ia menjadi salah satu dari tiga lulusan terbaik dengan status pekerja sendiri.

Ilustrasi

Singkat cerita, Maryamah menikah dengan Matarom, seorang grand master catur di Pulau Belitung, dan berakhir tidak bahagia karena tabiat buruk Matarom. Sakit hati karena kelakuannya, Maryamah mencoba memberi pelajaran kepada Matarom bukan dengan mencacinya atau dengan tindakan tak terpuji lainnya, melainkan dengan cara mengalahkannya pada pertandingan catur 17 Agustus. Maryamah yang sama sekali tak bisa main catur bersikukuh untuk belajar. Beratus-ratus kali ia latihan dengan Andrea dan selalu gagal. Namun, Maryamah tak pernah menyerah. Atas bantuan Andrea, Alvin (keponakan Andrea), Ninochka Stronovsky dan teman yang mendukungnya, akhirnya ia bisa memainkan catur dengan lihai dan bahkan mengalahkan Matarom, mantan suaminya sendiri, di pertandingan catur 17 Agustus.
Cinta di Dalam Gelas by Andre Hirata
Saya kagum, ia beratus-ratus kali gagal namun tak pernah menyerah. Saya jadi malu, terkadang, baru beberapa kali mencoba saya langsung menghakimi diri saya sendiri bahwa saya tidak bisa melakukannya. Kini saya sadar bahwa tidak ada kata gagal selama jumlah bangkit kita melebihi jumlah gagal, walaupun itu hanya selisih satu. Setidaknya saya memiliki niat untuk mengaplikasikannya dalam hidup saya. Selain itu, saya belajar bahwa kata “menyerah” tak seharusnya ada dalam kamus hidup saya. Menyerah bukanlah sebuah pilihan dan bangkit ialah satu-satunya jalan.

Ninochka Stronovsky, salah seorang Grand Master catur dari Georgia yang merupakan teman Andrea sewaktu kuliah di Paris, dengan tulus ia membantu Maryamah untuk menguasai catur. Walaupun di awal Andrea mengira bahwa ia akan menolak permohonannya untuk mengajari Maryamah, namun Nochka justru melakukan sebaliknya. Dia mau mengajari Maryamah walaupun pengetahuan Maryamah masih nol besar. Kali ini saya kembali malu. Seseorang seperti dia, yang sudah terpandang dan ahli di bidangnya, mau mengajari seseorang yang tak memiliki pengetahuan apa-apa. Bahkan, pada akhirnya ia datang ke Belitung untuk melihat Maryamah bertanding secara langsung.
Ada dua quotes favorit yang saya ambil dari novel Cinta Dalam Gelas, quotes yang begitu dalam jika kita tahu cara memaknainya. God, I am so grateful of your lesson through this novel.
Melalui Maryamah, aku belajar menaruh hormat pada orang yang menegakkan martabatnya dengan cara membuktikan dirinya sendiri, bukan dengan membangun pikiran negatif tentang orang lain.
Terpampang di depanku kini, akibat yang dahsyat dari orang yang tak pernah gamang untuk belajar dari orang yang berani menantang ketidakmungkinan.

Sebagai penutup, sebuah rangkuman kisah yang merangkum pelajaran ini telah ditulis oleh Andrea Hirata sendiri dalam novelnya:
Dalam perjalanan pulang dari Tanjong Pandan, di dalam bus yang sepi aku melamun. Aku menengok ke belakang dan teringat akan perjalananku dulu, ketika pertama kali menghubungi Nochka untuk menanyakan apakah ia bersedia mengajari Maryamah main catur. Aneh sekali semuanya telah berlangsung. Beberapa bulan yang lalu, Maryamah masih tak tahu apa-apa, sekarang bakatnya diakui oleh seorang grand master, bahwa ia bermain seperti Anatoly Karpov. Betapa ajaib perempuan itu. Betapa kuat tekadnya. Terpampang di depanku kini, akibat yang dahsyat dari orang yang tak pernah gamang untuk belajar dari orang yang berani menantang ketidakmungkinan.

0 komentar

Instagram

Featured Post

Hampa

Aku berlari dan terus berlari  Rasanya lelah namun aku tak bisa berhenti  Ku berlari tanpa arah yang pasti  Tak tahu pula apa yang tengah ku...

Contact Form

Name

Email *

Message *