Belajar Dari Andrea Hirata Melalui Edensor

February 08, 2018, by Wulan Istri

Liburan semester terasa menjenuhkan karena kebetulan memang saya hampir tidak memiliki agenda untuk liburan atau sekadar bertemu dengan teman masa SMA. Saya lebih suka di rumah dan browsing di internet atau chat teman via whatsapp. Berawal dari kejenuhan tersebut akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke Perpustakaan Daerah. Saya mencari-cari buku yang sekiranya menarik dan sesuai untuk saya baca. Sulit memang menemukan buku yang saya suka walaupun saya tergolong dalam penggemar berat buku. Saya memiliki genre-genre tertentu yang sangat spesifik untuk masuk dalam daftar favorit. Setelah berlalu lalang melewati rak-rak dan memilah-milah buku akhirnya pilihan jatuh kepada sebuah novel karangan salah satu novelis terkenal Indonesia, Andrea Hirata, berjudul “Edensor”.

Edensor merupakan novel ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi. Secara garis besar tetralogy ini menceritakan kisah hidup seorang anak Belitung, Ikal, yang berani bermimpi dan akhirnya mimpi-mimpi tersebut berhasil direngkuh. Novel ini mengambil latar belakang di Eropa, khususnya di Paris, tempat belajarnya selama menempuh Master Degree di Universitait de Paris, Sorbonne. Kebetulan sekali saya telah membaca dua novel yang mendahuluinya, Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. Secara keseluruhan saya menyukai novel tersebut, lebih tepatnya menyukai novel-novel karya Andrea Hirata.

Edensor

Saat pertama kali saya membaca novel ini di mozaik satu, saya kurang sabar untuk segera melangkah menuju mozaik dua. Jujur, saya kurang mengerti kata-kata yang berhubungan dengan astronomi. Melangkah ke mozaik-mozaik berikutnya saya mulai menikmatinya, sangat malah. Cerita tersebut dikemas secara apik oleh pengarang. Jalan ceritanya begitu tak terduga karena secara garis besar novel ini berisi petualangan sang pengarang. Kejutan-kejutan kecil mampu membuat novel ini menjadi berwarna. Bahkan, hal-hal kecil bisa diangkat menjadi cerita yang membuat pembaca menjadi semakin tertarik dan kecanduan membaca hingga akhir. Sebut saya pertaruhan gengsi antara The Brits dan The Yankes, misal. Karakter-karakter yang ada dalam cerita juga diceritakan secara kuat. Perbedaan budaya dan tipikal mahasiswa yang belajar di sana juga digambarkan oleh Andrea. Senang sekali rasanya dapat menemukan sebuah novel yang sangat cocok dengan genre-genre yang saya sukai. Motivasi, budaya, astronomi, arsitektur dan lainnya bisa ditemukan dalam sebuah novel, Edensor.

Dan yang paling saya sukai dari novel ini adalah pelajaran-pelajaran hidup yang dapat diambil. Banyak sekali pelajaran yang tersebar dalam setiap mozaiknya. Hal-hal yang saya tangkap dari novel ini adalah kerja keras dalam meraih mimpi, karena Allah akan membantu setiap hambaNya untuk mewujudkannya. Dari novel ini saya belajar untuk pantang menyerah dalam menggapai mimpi. Tak ada yang mustahil di dunia ini. Contohnya saja ketika Ikal dan Arai berhasil berkeliling Eropa melalui jalan yang tak terduga. Bila saja Famke Somers tak menawarkan bantuan, entah apa yang terjadi. Allah akan senantiasa mengirimkan bantuanNya tanpa kita duga. Sebuah kekuatan mimpi. Peganglah mimpi itu kuat-kuat. Jangan pernah kau melepaskannya, walau hanya sekali pun. Suatu saat mimpi itu akan terwujud bahkan tanpa kita sadari, seperti Ikal menemukan Edensor.


0 komentar

Instagram

Featured Post

Hampa

Aku berlari dan terus berlari  Rasanya lelah namun aku tak bisa berhenti  Ku berlari tanpa arah yang pasti  Tak tahu pula apa yang tengah ku...

Contact Form

Name

Email *

Message *