Sudah hampir sebulan semenjak kejadian di Malaysia itu terjadi terjadi, saya masih tak habis pikir jua. Bisa-bisanya saya lolos dan berhasil pulang tanpa harus menunda kepulangan beberapa jam lagi atau bahkan hari berikutnya. Kejadian ini begitu unik, langka, dan unbelievable hingga rasanya sangat sulit untuk dilupakan. Tanggal 31 Juli 2019 kemarin merupakan hari terakhir saya di Malaysia. Tiket kepulangan sudah di tangan, penerbangan dari maskapai terbaik Belanda, KLM Royal Dutch. Saya dengan senang hati memesan maskapai penerbangan tersebut karena sedang ada promo dan juga saya pernah berjanji pada diri saya sendiri bahwa saya harus mencoba naik KLM at least once in a life...
Pertengahan Juli 2019 “Halo Wulan, tanggal 28 jadi bisa, kan?” Pesan dari seorang kenalan yang kuliah di Singapura masuk. Sebut saja namanya dengan Tim. Pesan tersebut dikirim olehnya melalui facebook messanger pada tanggal 26 Agustus, tepat sehari sebelum saya berangkat ke Singapura. Kebetulan saya sudah membeli tiket penerbangan ke Singapura hampir dua bulan sebelum keberangkatan dan mendapatkan harga promo yang (menurut saya) cukup fantastik. Percakapan berlanjut keesokan harinya hingga tercapailah sebuah kesepakatan: Dia akan menjemput saya di hostel tempat saya menginap sekitar pukul 11.00 AM! Yeiy! Akhirnya saya akan segera bertemu dengan salah seorang kenalan! *** Flashback Akhir Mei 2019 Halo Tim, sepertinya...
Saya berkali-kali mengecek sosial media, berharap pesan dari seorang kawan masuk. Dan benar saja! Ada pesan baru dari seseorang yang saya tunggu! Sejak Januari yang lalu dia tiada kabar. Saya mulai khawatir dengan kabarnya. Kami sudah berkawan sejak lama, sejak kami masih berumur belasan, saat itu saya masih SMP. Kali ini saya tak rela jika harus hilang kontak dengan seorang kawan yang sudah lama saya kenal. Walau pun kami belum pernah bertemu sama sekali. Namanya, sebut saja, Ivanov. Dia lahir, besar, dan tinggal di Russia. Tepatnya di sebuah kota indah karya Ivan the Great, Saint Petersburg. Saya pernah menceritakannya di blog sebelumnya. Jujur...
Disclaimer: Tulisan ini telah dibuat beberapa bulan yang lalu namun baru sempat diupload sekarang. Sungguh hari yang mengharu-biru. Hari ini aku berhasil merampungkan Habis Gelap Terbitlah Terang dari R.A Kartini. Masih aku diam termenung. Malam ini ditemani segelas teh hangat yang makin lama makin dingin saja. Perasaanku campur aduk masih memikirkan isi buku tersebut. Rasa-rasanya aku menemukan diriku ada pada sosoknya. Aku jatuh cinta pada pemikirannya, pada pola pikirnya yang maju. Untuk ukuran seorang gadis yang hidup pada zaman itu, tentulah ia tergolong maju bahkan untuk ukuran zaman modern ini. Sangat aku ingin mengenalnya lebih jauh. Ketika membaca surat-suratnya yang meluapkan seluruh cita-cita...