Mengulik Sejarah di Museum Manusia Purba Sangiran

August 29, 2022, by Wulan Istri

Akhir-akhir ini di jagad raya Twitter sedang ramai memperbincangkan film berjudul Mencuri Raden Saleh yang salah dua karakternya diperankan oleh Iqbal dan Angga Yunanda. Banyak review positif dan pernyataan dari para pengguna Twitter yang menyatakan bahwa film tersebut bisa jadi salah satu film terbaik di tahan 2022. Ceritanya seru, karakternya kuat, dan hasil garapan twitter tersebut juga ciamik. Berbagai akun pun juga memanfaatkan tren dengan mengulas siapakah Raden Saleh tersebut termasuk akun sejarah. Ada salah satu quote tweet dari tweet sejarah yang menarik perhatian saya dari Rodri Tanoto. Dari tweet tersebut saya jadi tahu bahwa ternyata sudah ada trayek Trans Jateng rute Terminal Tirtonadi – Terminal Sumberlawang yang melewati Terminal Sangiran. Tanpa fa-fi-fu saya langsung bertanya pada adik saya yang telah lebih dulu pernah ke sana apakah museumnya worth to visit. Adik saya mengiyakan dan bilang bahwa museum ini merupakan salah satu yang paling lengkap dan terbesar di Asia. Saya jadi semakin yakin untuk bersambang ke sana.

Museum Manusia Purba Sangiran
Tweet tentang Museum Sangiran

Paginya di hari Minggu (28/08/2022) sekitar pukul 08.00 saya sudah berada di dalam bus Trans Jateng yang akan membawa saya menuju Terminal Sangiran. Motor saya titipkan di penitipan motor yang terletak di samping Terminal Tirtonadi. Tarif bus tersebut flat sebesar Rp. 4.000,00 untuk umum dan Rp. 2000,00 untuk mahasiswa/pelajar. Nantinya, Anda hanya perlu turun di Halte Terminal Sangiran. Perjalanan dari Halte Terminal Tirtonadi ke Halte Terminal Sangiran memerlukan waktu tempuh kurang lebih 40 menit. Dari halte tersebut kita dapat berjalan kaki sekitar 400 meter atau kita hanya perlu naik angkutan yang (sepertinya) disediakan oleh penduduk desa. Angkutan tersebut terbuat dari pick-up bak terbuka yang bagian belakangnya telah disulap sedemikian rupa hingga menyerupai tuk-tuk. Kita hanya perlu membayar sebesar Rp. 4.000,00 untuk pulang dan pergi dan akan mendapatkan karcis. Kita akan diantar dengan tuktuk menuju museum dan diantar kembali ke Terminal Sangiran oleh ojek bapak-bapak desa yang mangkal di depan museum. Tak perlu membayar lagi karena harganya sudah bundling dengan jasa tuk-tuk. Kita hanya perlu memperlihatkan karcis yang didapat sebelumnya kepada ojek.

Trans Jateng Rute Terminal Tirtonadi - Terminal Sumberlawang

Angkutan Menuju Museum (mirip Tuk-Tuk)

Berfoto dulu sebelum masuk museum hehehe

Sampai di sana saya langsung membeli tiket. Tiket masuk wisatawan domestic dibanderol dengan harga Rp. 8.000,00 dan wisatawan asing sebesar Rp. 15.000,00. Kabar bagusnya kita sudah bisa membayar dengan QRIS. Mantap! Di sepanjang loket menuju pintu masuk gedung, terdapat penjual suvenir di sisi jalan. Museum ini juga menawarkan jasa tour guide. Jika Anda menginginkannya, Anda bisa memesannya di pintu masuk gedung.

Mueum ini memiliki tiga bagian. Bagian pertama di isi oleh temuan-temuan yang berasal dari Sangiran mulai dari struktur lapisan tanah, bebatuan yang dipergunakan untuk alat (artefak), fosil-fosil, beserta berbagai visualisasi gambar dan replika. Bagian kedua diisi oleh sejarah purba dimulai dari teori bigbang hingga tentang perjalanan penemuan fosil manusia purba Pithecanthropus erectus (Homo erectus). Bagian ketiga diisi oleh fosil dan artefak dari masa kejayaan Pithecanthropus erectus.

Bagian kedua merupakan bagian dengan bilik yang paling besar. Pada bagian ini dapat ditemukan visualisasi dan penjelasan mulai dari Teori Big Bang, perubahan iklim beserta hewan-hewan yang mendiaminya, penemuan fosil Pitecanthropus Erectus di seluruh dunia, peta pergerakan benua, peta persebaran manusia purba dari Afrika ke seluruh dunia, teori-teori evolusi manusia purba, gambaran lingkungan di Lembah Purba Sangiran, hingga awal mula beserta proses ekskavakasi di Sangiran.

Temuan Fosil Cangkang Hewan laut

Fosil Stegodon (Gajah Purba)

Evolusi Hominin

Fosil Kerangka Kudanil 

Mencuri kesempatan foto lagi hehehe

Salah Satu Ruang di Bagian Dua

(Pura-Pura) Mengamati

Buku-Buku Teeori Evolusi

Replika Gambaran Kehidupan Manusia Purba

Ruang di Bagian Dua

Fosil dan Artefak di Bagian Tiga

Saya sendiri bukanlah penyuka sejarah peradaban purba namun saya menikmatinya. Saat di sini dan membaca-baca penjelasannya, rasa-rasanya saya sedang connecting the dots dari pengetahuan yang saya dapatkan dari materi sekolah, buku Yuval Noah Harari, dan penjelasan dari museum ini sendiri. Saya jadi begitu sadar bahwa penemuan Java Man ini merupakan salah satu penemuan yang penting dalam perjalanan evolusi manusia. Jujur saja sebelumnya saya tak pernah tahu. Dengan berbagai penemuan fosil dan artefak yang beragam di Sangiran ini menjadikannya sebagai salah satu situs penting dan dilindungi oleh UNESCO.  Sangiran ini juga merupakan salah satu kawasan pusat penemuan fosil makhluk purba terbesar dan terlengkap di Asia.

Kesan yang didapat dari sana? Puas! I had a really great date there. Menambah pengetahuan, iya. Pengalaman baru, iya. Serunya, juga dapat Tapi ‘seru’ di sini akan sangat relatif terhadap preferensi dan penilaian individu. Namun karena saya memang penasaran (walaupun tidak terlalu suka) terhadap sejarah dan merasakan serta menjalani proses from know (almost) nothing to know something (although not in detail) so I guess that was just fine! I did really enjoy it!

Untuk kunjungan yang ternyata berkesan ini, I’d like to say thanks to Dimas who encouraged me (or at least just successfully triggered me to visit and knowing more about museum and art gallery) to do this museum visit. “Natural related museums are the coolest.” he said.




0 komentar

Instagram

Featured Post

Hampa

Aku berlari dan terus berlari  Rasanya lelah namun aku tak bisa berhenti  Ku berlari tanpa arah yang pasti  Tak tahu pula apa yang tengah ku...

Contact Form

Name

Email *

Message *